Powered By Blogger

Minggu, 08 Mei 2011

Awal mula THE SLAVIOUR

Lahir atas dasar kesombongan, obsesi, kepura-puraan, band ini memainkan genre soft pop melancholy grunge alternatif rock. Mereka adalah Embry Christian (Vocal, Guitar,Piano,pianika,suling bambu,kuda lumping),Yoyo Ismanto(Bass betot,Ukulele,accoustic guitar,palu,tang),dan Danny Suganda (Drum,Gendang,kentongan,tiang listrik). Dengan kejeniusan sang vokalis dan juga konseptor, band ini menjadi sangat kuat di lirik. Masih tentang patah hati namun terdengar sangat puitiiiiis sekali. cewek-cewek mungkin klepek klepek jika mendengarnya karena ayan.
Mereka terbentuk tahun 2003, dimulai dengan Embry yang mulai depresi karena banyak wanita yang mengejarnya, maka ia membuat sebuah prosa yang menjadi cikal bakal lirik dari lagu-lagu Slaviour. Ia bertemu Danny saat sang Drummer sedang memukul-mukul tiang listrik dengan jidatnya, namun dengan naluri Musikalitas yang sangat tinggi, Embry mampu mendengar tiap ketukan jidat itu begitu tersusun rapi membentuk beat-beat yang seakan membawa kita ke alam yang paling liar. Tawaran menjadi Drummer langsung diterima Danny sambil memegangi jidatnya yang penuh darah.
Yoyo merupakan anggota terakhir dari and ini. Ia ditemukan saat sedang mengais sisa-sisa nasi uduk di warung mpo'ati. Dan sekali lagi naluri kejantanan Embry terusik oleh cara jemari Yoyo mengais nasi basi itu. "Orang ini berbakat main bass dan jadi pemulung.."begitu batin Embry.
Gayung bersambut, Cinta bertepuk tangan, pucuk dicinta ulam tiba..Yoyo menerima dengan senang hati tawaran jadi bassis, walupun dengan iming-iming nasi ulam.
Mereka mulai berlatih di rumah Mba Eci, seorang penggemar berat karya-karya prosa Embry. Baru awal berlatih, namun suara-suara yang mereka buat begitu memancing orang-orang datang mengerubungi rumah Mba Eci, sekitar ratusan orang, terdiri dari tetangga dan orang-orang yang hanya lewat melihat performance mereka lewat jendela. Mba Eci begitu takjub, belum pernah ada sebuah band yang baru terbentuk bisa langsung diminati banyak orang. Namun itu sebelum kaca jendelanya dipecahkan oleh massa dan rumahnya berniat dibakar jika ketiga pemuda itu tidak menghentikan kegaduhan dan suara bising yang mereka buat. Slaviour tidak menyerah Mereka yakin takdir mereka adalah jadi band papan nama, alias papan atas yang ternama, maka dengan izin ketua RT, dengan menyerahkan Akte kelahiran, SKCK, STTB, KTP, SIM, mereka berhasil diperbolehkan main di rumah Mba Eci. sejak hari itu Kaca jendela harus selalu siap diganti seminggu sekali.(Continued)
Lahir atas dasar kesombongan, obsesi, kepura-puraan, band ini memainkan genre soft pop melancholy grunge alternatif rock. Mereka adalah Embry Christian (Vocal, Guitar,Piano,pianika,suling bambu,kuda lumping),Yoyo Ismanto(Bass betot,Ukulele,accoustic guitar,palu,tang),dan Danny Suganda (Drum,Gendang,kentongan,tiang listrik). Dengan kejeniusan sang vokalis dan juga konseptor, band ini menjadi sangat kuat di lirik. Masih tentang patah hati namun terdengar sangat puitiiiiis sekali. cewek-cewek mungkin klepek klepek jika mendengarnya karena ayan.
Mereka terbentuk tahun 2003, dimulai dengan Embry yang mulai depresi karena banyak wanita yang mengejarnya, maka ia membuat sebuah prosa yang menjadi cikal bakal lirik dari lagu-lagu Slaviour. Ia bertemu Danny saat sang Drummer sedang memukul-mukul tiang listrik dengan jidatnya, namun dengan naluri Musikalitas yang sangat tinggi, Embry mampu mendengar tiap ketukan jidat itu begitu tersusun rapi membentuk beat-beat yang seakan membawa kita ke alam yang paling liar. Tawaran menjadi Drummer langsung diterima Danny sambil memegangi jidatnya yang penuh darah.
Yoyo merupakan anggota terakhir dari and ini. Ia ditemukan saat sedang mengais sisa-sisa nasi uduk di warung mpo'ati. Dan sekali lagi naluri kejantanan Embry terusik oleh cara jemari Yoyo mengais nasi basi itu. "Orang ini berbakat main bass dan jadi pemulung.."begitu batin Embry.
Gayung bersambut, Cinta bertepuk tangan, pucuk dicinta ulam tiba..Yoyo menerima dengan senang hati tawaran jadi bassis, walupun dengan iming-iming nasi ulam.
Mereka mulai berlatih di rumah Mba Eci, seorang penggemar berat karya-karya prosa Embry. Baru awal berlatih, namun suara-suara yang mereka buat begitu memancing orang-orang datang mengerubungi rumah Mba Eci, sekitar ratusan orang, terdiri dari tetangga dan orang-orang yang hanya lewat melihat performance mereka lewat jendela. Mba Eci begitu takjub, belum pernah ada sebuah band yang baru terbentuk bisa langsung diminati banyak orang. Namun itu sebelum kaca jendelanya dipecahkan oleh massa dan rumahnya berniat dibakar jika ketiga pemuda itu tidak menghentikan kegaduhan dan suara bising yang mereka buat. Slaviour tidak menyerah Mereka yakin takdir mereka adalah jadi band papan nama, alias papan atas yang ternama, maka dengan izin ketua RT, dengan menyerahkan Akte kelahiran, SKCK, STTB, KTP, SIM, mereka berhasil diperbolehkan main di rumah Mba Eci. sejak hari itu Kaca jendela harus selalu siap diganti seminggu sekali.(Continued)

Rabu, 04 Mei 2011

Pencarian

Akan ada masa dimana tiap pribadi kehilangan dirinya sendiri..mencoba memahami segala yang ada, mengingkari kebenaran..bersatu dengan kebobrokan. menjadi liar, berpisah dengan kebaikan dan kebenaran. itulah bagian dari tiap sudut sempit hidup. seperti titik-titik sperma yang dibuahi. kita bertarung dengan miliaran sel untuk jadi pemenang. saling sikut, tidak mengenal teman, lupa akan keluarga, terlelap dalam arogansi dan ambisi. merasa benar, merasa paling tepat. siapa yang salah? Tuhankah yang salah?
hidup cuma sekedar sebuah langkah di sebuah lorong labirin. kita semua akan bertemu jutaan wajah.

paruh baya menenggelamkan kita akan rasa ingin tahu. tidak masalah kita jatuh, hancur lebur, luluh lantah, hilang lenyap. tapi kita harus berjanji akan diri kita sendiri, bintang kita harus cepat-cepat kembali bersinar..cahayanya ditunggu 'sang Khalik'
aku membenci masa lalu yang kembali, aku membenci tiap sudut perbuatan yang mengkhianati, tapi semua bermuara pada kata hati, jika kita berbahagia akan sebuah pelayaran, siapa yang berhak mengutuk badai yang kita lewati?

kita semua mengaku bersih..padahal bermain di dalam kubangan babi setiap hari..
kita tiap pribadi mengaku suci..
padahal tangan dan kaki kita penuh gumpalan kebencian, dendama dan emosi..

kamulah dunia yang kucari. tempat dimana kekosongan tiada, kesepian tiada, ketakutan tiada..cuma gelak tawa, saling memuji, selalu menghargai..
adakah tempat yang kucari itu? adakah kamu di dalamnya?

aku merindu saat ketulusan adalah dasar kita hidup, dimana usia berhenti di titik itu..teman, sahabat,kekasih,musuh,keluarga, dan Tuhan..inilah aku, jiwaku tubuhku..kalian mengenal aku melalui tiap karya yang kubuat, kejadian yang kita naungi bersama..

aku menyadari, tiap hari yang kita lalui adalah kepongahan kita akan kuasa..padahal hidup yang paling sederhana adalah cuma masalah keharusan untuk makan..

ada mata air di tengah labirin..aku bisa mendengar gemericik suaranya, aku bisa mencium harum tanah basah..tapi labirin ini penuh teka-teki. aku hampir tersesat dibuatnya. mencari genggaman tangan yang mungkin mampu mengajakku serta. tapi di tengah perjalanan aku ditinggalkannya. AIH!!! semua memang cuma kesementaraan andai kalian semua tau itu.

manusia-manusi pencinta diri sendiri marilah kita bangun bumi dengna kecongkakan, dengan pondasi ambisi pribadi, egosime dan hasrat jahat..agar tiba waktunya pencarian kita akan alam ini selesai..dimana ujungnya kita akan dihukum oleh sang Khalik. si pertama dan terakhir..alfa omega.

aku tidak setulus itu, aku tidak seramah itu, aku cuma wajah palsu dalam balutan penipuan. jangan anggap sebuah hal sempurna, karena tidak ada yang benar-benar sempurna. semua cuma kebobrokan yang belum terungkap, cuma kebusukan yang belum tercium. aku akan menjadi titik hujan yang mengganggu hari bahagiamu. menjadi badai yang merusak kapalmu, menghiasi hari-harimu dengan tangis, menerormu dengan jutaan caci-maki. semua karena kamu begitu berarti..supaya tidak perlu aku kau cintai lalu kau benci.

mawar palsu di tengah kebun ini harus tercabut, susah payah kurawat, namun hancur lebur dalam sesaat. aku tidak tentu arah. wadah jiwaku penuh kebencian tertahan terhadap apa saja, siapa saja. mari kita telanjang bulat lau berlari memutar kota..supaya tidak perlu lagi malu akan hal yang tertutupi. aku menghentikan pencarianku. aku membiarkan segala hal bermuara ke hulu misteri.
jika kita bertemu di ujung jalan ini..berarti itu takdir,
jika tidak,berarti itu takdir.

Label