Powered By Blogger

Rabu, 08 Mei 2013

pejalan, pelari, dan perjalanannya


Beberapa orang menggantungkan hidupnya pada ambisi,
Yang lainnya mendasarkannya pada cinta,. Cinta keluarga, kekasih, sahabat..
Ada pula yang menggiring hari-harinya pada kesenangan semu,.
Ini bukan kesalahan, ini perjalanan, dan tiap orang berhak melalui jalannya masing-masing.
Ada kalanya satu dengan yang lain berada di jalur yang sama, atau bahkan mengganggu perjalanan sesamanya.’
Mereka yang berlari tanpa lelah, mereka yang berjalan dengan gemulai,. Mereka adalah pejalan.
Jika lelah berhenti dulu, jika lemah, ambil nafas dulu..
Lanjutkan lagi saat tangismu berhenti, saat tawamu tidak palsu, saat hasrat hidupmu membakar semangatmu
Jangan ragu berlari,. Jangan ragu walaupun sendiri,. Karena di tengah perjalanan kamu akan bertemu pelari-pelari lainnya.
Jangan takut tersakiti, jangan takut menyakiti,. Hey.. kita hidup pasti mengalaminya
Bukan masalah hitam atau putih, plus atau minus, salah atau benar,
Seperti bumi berputar karena dua kutubnya, begitupun sudut-sudut berlawanan itu membiarkan kita bergerak maju, hancur, lalu menang dan bersinar..
Kita yang sebenarnya tidak pernah tau yang benar pun yang salah,.
Tuhan saja..
kita cuma pejalan, kita cuma pelari, yang kadang bertemu, kadang terpisah

Titik awal


Tiba di titik awal, saat semua mimpi bermula, lalu memudar menjadi kelabu
Semangat yang terus dipaksakan, biar peluh sampai berubah darah, sampai darah menjadi kering
Terus saja berlari di kesempatan kamu bisa berlari,. Jika melemah lambatkan langkahmu
Seperti geram serigala kamu menggetarkan nyawaku
Menyisir kesalahan-kesalahan yang berubah rapuh
Musim menuai tanpa hasil, Melewati jaman emas dengan kemiskinan
Pilihan adalah pengotakan keinginan, harapan, dan mimpi
Seperti mendengar lonceng-lonceng yang menyembunyikan dentangnya
Tenggelam dalam ruang dan waktu yang palsu
Di tempat itu, di waktu yang itu, di suasana itu
Hati orang berubah-ubah, wajah ceriapun kadang tertunduk lesu
Senyum yang seperti setengah lingkaran, tawa tulus seperti milik anak-anak
Gabriel merentangkan sayapnya penuh semangat
Aku aman di lindungan sayapnya, seperti nyamannya didekatmu
Biarlah yang berubah tidak berubah, yang statis tak bergerak
Aku melihat putaran Gasing yang bergoyang seiring beranjaknya kamu
Seiring berlarinya waktu, seiring lirihnya daun yang bergesekan karena angin
Musim penghujan akan mengubur semua kenangan
Dan seraya semakin tuanya bumi, seraya semakin lunglaynya semangat
Semua akan kembali ke titik awal, saat semua mimpi memudar jadi kelabu

Seiring hari yang lewat


seiring hari yang lewat, senada masa yang memudar
seperti lingkaran yang membakar mata, membungkus tangis dalam riuh rendah tawa
rasa menghilang, selayak mimpi yang terbangunkan, sekejap saja semua terlewati
dalam dekap kenangan, darah dan keringat akan berpacu semakin deras
mari berbahagia dengan cara yang tidak bisa diterka Lucifer sekalipun
Pandora hati yang tertutup, selayak nafas terhenti dan tercabik cabik genangan amarah
tiang tiang kapal diturunkan, para prajurit kembalilah pulang
tirai-tirai sudah ditutup seiring tenggelamnya matahari
seiring hari yang lewat..
kita tidak akan pernah habis berfikir tentang jalan ini
dengan siapa dipertemukan, dengan siapa terpisahkan.
selalu ada pertanyaan yang tak terjawab, selalu ada rahasia yang tidak akan terungkapkan
dan di akhir hari, kita baru akan menyadari jejak jejak yang kita buat saat menoleh ke belakang.
sementara ini biarlah kiranya kerongkongan kita mengering dalam pekikan suara
biarkan tubuh kita remuk redam dalam pelarian yang tidak berujung
aku melihat monokromnya pelangi, air laut yang tawar, lalu langit abu-abu
kita semua akhirnya akan kembali ke awal lagi, memulai lagi, merenda lagi
mewarnai pelangi lagi. Satu persatu, pelan-pelan
menulis kembali dari halaman pertama, mendayung kembali dari dermaga awal
terbanglah layang-layang kecilku, semakin tinggi, semakin jauh,.
sampai dunia akan terlalu kecil untuk kau pandangi
terlalu kecil untuk kau diami, seiring masa yang berlalu..

tulisan di atas pasir


hari seperti seringai yang sebentar saja keras seketika menghilang..
gundah malam yang mengetuk tiap sisi hati manusia yang kosong..tidak ada yang terbuka!
sadarkah kamu saat tiap aku coba hadir untuk mu?
seperti ribuan minyak di atas air aku terus memayungimu
kebaikan akan dilupakan, senda gurau akan tidak saling dimengerti
seirinf waktu, sesuai jaman, tiba-tiba kita semua akan terlupa akan semua keperdulian orang lain
aku tidak perduli, aku menerima semuanya
jadi cukup nikmati saja saatini
ketika kehadiranmu begitu kudambakan
saat tatapan dalam matamu terasa begitu bermakna
saat senyumanmu begitu menggembirakan hari
riuh bumi, alampun ikuti kelakar tawa ini..
nikmati saja saat ini..
karena semesta mendengar hal rapuh tentang makhluk tuhan yang paling mulia ini
semoga aku bisa menularkan kebaikanku, ketulusanku, keperdulianku
selayak virus yang menjangkiti tiap wajah yang kukenal
jangan membalas semuanya kepadaku
berikan cermin kebaikanku kepada orang lain, lalu orang lain membalasnya lagi kepada yang lain..
hingga akhirnya aku menerima kebaikan itu dari orang yang lain lagi..
aku akan kemabli untukmu, jika kamu butuh aku
tidak perduli saat aku akhirnya tidak menemukanmu
tidak masalah luka yang perih, tidak berlaku panas yang terik
ini tentang ketulusan, ini tentang melakukan sesatu tanpa pamrih..
aku bukan orang hebat, aku bukan pria sempurna
tapi aku melakukan semua hal dengan kebahagiaan
tidak menyia-nyiakan hati yang memintaku untuk hadir..
aku siap berlari saat langkahmu cepat,
semua hal akan lewat seiring angin
wajahmu akan terlupa..
wajahku akan terlupa..
semua kebaikan..
segala ketulusan..
cuma akan menjadi tulisan yang terukir di atas pasir pantai
yang lenyap begitu ombak datang..
yang menghilang begitu air laut pasang..

Tentang Kembang api


dia bersinar, meletup memberi warna,. melesat cepat dan lalu memberi terang
semua terperangah, dia memang lebih terang dari antara gelap di sekelilingnya
lesatannya memberi tau dunia keberadaannya
seperti saat tiap pekikan suara bersorak gembira
memekik tiap hati, memekik tiap jiwa
seketika saja warna-warni menghiasi matamu,
mengajakmu berdansa melupakan apa yang sedang kamu hadapi
distorsi masa mungkin tak pernah kau alami
bias jaman yang semakin melupakan
lahirlah baru wahai langit yang menghitam
cahayanya memukul mundur dan mengalahkan kelam!
mengalahkan kusamnya malam
mempermalukan kelemahan hitam
dahulu kita bukan apa-apa, sumbu kita belum terbakar
namun kini aku melihat disini kita
saling melesat cepat diantara awan, saling bertautan binar kita
tiap pecahan sinar warna warni yang seperti deru senjata perang
meledaklah wahai kembang api-kembang apiku
sakejap saja cahaya kita mungkin meredup
satu kedipan saja kita akan kehilangan momen-momennya
perduli setan akan itu,. aku masih bisa mendengar ledakan suaramu
yang terus meledakan hati dan semangatku!
langit akan kembali kosong,. dan riuh sorak akan berhenti,.
titik-titik yang seperti lampu akan berakhir
seperti menegadah menunggu lagi
selesai sudah aksi si bintang sementara
tapi kamu; kembang api yang berdiam dalam hati,. meletup sempurna luar biasa
selamanya.. dan terus

Label